Minggu, 26 Desember 2010

Tertawa dan Bercinta Sama dengan Berolahraga


Kedua aktivitas berbeda ini, tertawa dan bercinta memiliki beberapa persamaan. Keduanya dinilai aktivitas yang sama dengan berolah raga.
Mungkin bagi Anda, bercinta dan tertawa. tidak memiliki hubungan
 
Tetapi ternyata, kedua aktivitas berbeda ini memiliki beberapa persamaan.
Diantaranya, sama-sama memunculkan efek relaksasi. Proses tertawa dan seks disertai dengan reaksi biokimia yang kompleks dan menurunkan tingkat stres yang disebabkan oleh hormon seperti kortison dan adrenalin.
Selain itu, kedua aktivitas ini membantu meningkatkan endorfin, yang memperkuat sistem kekebalan tubuh. Endorfin juga membantu untuk mengurangi rasa sakit termasuk, rasa sakit alami saat sakit kepala, arthritis dan bahkan migrain.
Pengaruh tawa, seks dan latihan fisik, bagi kesehatan Anda, hampir mirip. Ketiga kegiatan tersebut merangsang pelepasan endorfin yang membantu untuk memberikan nyaman dan bahagia. Untuk tertawa, digunakan sekitar 80 otot untuk, dan memicu lebih banyak tekanan pada otot perut untuk meningkatkan kesehatan saluran usus.
Sementara itu, ketika muncul gairah seks, tubuh kita membakar 200 kalori. Jumlahnya sama dengan berlari selama 15 menit. Demikian pula, detak jantung saat bercinta bisa meningkat dari 70 ke 150, sama ketika berolahraga.
Selain itu, tertawa dan bercinta juga meningkatkan kerja otak Ketika tertawa, otot wajah akan berkontraksi. Aktivitas otot-otot wajah ini, membantu meningkatkan suplai darah ke otak. Hal ini bisa meningkatkan kapasitas mental, dan memunculkan ide-ide segar yang membuat Anda mampu membuat keputusan dengan cepat.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa seks memiliki efek sama. Orgasme bisa membantu untuk meningkatkan tingkat IQ pada wanita.
Tingkatkan Imunitas Tubuh
Tertawa dan bercinta juga dapat meningkatkan imunitas. Studi menunjukkan bahwa tertawa dan bercinta membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Tertawa mengaktifkan sel-sel "pembunuh" virus, kuman dan bakteri, yang diatur oleh sistem kekebalan tubuh.
Dr Arifuddin Usman MKes, yang merupakan Dekan FIK Universitas Negeri Makassar, misalnya, menilai pada prinsipnya tertawa adalah olahraga, sebagaimana filosofinyatertawa itu sehat.
Namun, tertawa itu bisa dilakukan apabila memiliki kesehatan fisik yang baik. "Tapi jangan juga tertawa yang dibuat-buat tapi tersenyum memang lahir dari keikhlasan dan bisa menjadikan tertawa adalah ciri khasnya apabila bertemu siapa saja," lanjut Arifuddin.
Dampak yang sama juga timbul dari aktivitas seksual yang teratur. Orang yang secara teratur berhubungan seksual (1-2 kali seminggu) memiliki kadar antibodi 30% lebih tinggi yang disebut immunoglobulin A, dibandingkan dengan orang yang jarang berhubungan seks.

KOMENTAR
Tertawa itu Lahir dari Kesehatan Fisik
"Kalau dalam ilmu keolahragaan tertawa itu tidak dibuat-buat, tapi tertawa itu adalah suatu proses aktivitas yang ada dalam berbagai cabang olahraga yang apabila tersenyum atau tertawa yang sesungguhnya lahir tergantung dari kesehatan dan kebugaran fisik kita"
Drs.H.Arifuddin Usman, M.Kes
Dekan FIK UNM

Rabu, 08 Desember 2010

STUDI OBSERVASI LANGSUNG TENTANG GIZI DAN KESEHATAN ATLET BOLA BASKET MAKASSAR PADA PORDA XVI KAB. PANGKEP 2010

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayahnya dan kesehatan yang tak terhingga sehingga tugas Laporan Hasil Observasional Singkat Gizi dan Kesehatan pada PORDA XVI Kab. Pangkep 2010 dengan tema STUDI OBSERVASI LANGSUNG TENTANG GIZI DAN KESEHATAN ATLET BOLA BASKET MAKASSAR PADA PORDA XVI KAB. PANGKEP 2010 yang diberikan kepada penulis dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya meskipun kami sadari dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, namun itu semua diluar dari kemampuan.
Penulis sangat menyadari observasi ini sangat jauh dari kesempurnaan, maka kami sangat mengharapkan dari pembaca dan khususnya Dosen Pengampuh mata kuliah GIZI DAN KESEHATAN OLAHRAGA Bapak Prof. Dr. dr. Nadjib Bustam, M. PH agar kiranya dapat memberikan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan laporan hasil observasi ini.
  

BAB I
PENDAHULUAN
Gelar Pekan Olahraga Daerah (PORDA) XIV dan Pekan Olahraga Penyandang Cacat Daerah (PORCADA) II Sulwesi Selatan resmi dibuka. Pada kegiatan olahraga akbar Sulsel ini akan dibagikan 1757 medali oleh panitia pelaksana pada penghujung acara nanti. Medali itu terdiri atas emas 535, perak 535 dan perunggu 687 buah.
Pembukaan dilakukan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Stadion Andi Mappe Pangkep Sabtu (6/11/2010). Pelepasan ratusan burung merpati ke udara, pelepasan ratusan balon dan penyalaan obor PORDA menandai secara resmi pembukaan kegiatan ini.
Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh, yang mempunyai dampak positif terhadap derajat kesehatan, oleh karena itu olahraga dianjurkan untuk dilaksanakan secara teratur sesuai dengan kondisi seseorang. Bagi atlet asupan gizi yang terkait dengan olahraga mempunyai arti penting selain untuk mempertahankan kebugaran  juga untuk meningkatkan prestasi atlet tersebut dalam cabang olahraga yang diikutinya.
Untuk itu, perlu memperbanyak even-even olahraga berkualitas guna jadi ajang para atlit memperbaiki kualitas dan prestasinya.
Ketua Harian KONI Sulsel Andi Mattalatta dalam kesempatan yang sama berharap PORDA dan PORCADA dapat menghasilkan atlit bertalenta dan profesional. Sports sains kata dia, dapat menjadi cara guna mencapai tujuan itu. 
"Sports sains dapat menggembleng para atlit menjadi sportif dan profesional serta berprestasi. Kalau itu tercapai, maka strata sosial para atlit dapat meningkat di kancah nasional bahkan internasional, "jelasnya.
Para atlit berasal dari 24 Kontingen dari 24 Kabupaten/Kota se-Sulsel. Mereka berjumlah 4213 orang yaitu 2658 atlit dan 1555 offisial. Namun tak setiap kontingen mengikuti 25 cabang olahraga yang diperlombakan. Hanya Kota Makassar dan Kabupaten Pangkep yang memenuhi hal itu. Kontingen lainnya hanya mengikuti bebrapa hingga belasan cabang olahraga saja. 
Di lain pihak, Ketua Umum PORCADA II Sulsel 2010 Saharuddin Daming mengaku bersyukur pelaksanaan PORCADA menjadi satu paket dengan PORDA di daerah ini. Pasalnya kata dia, belum semua daerah melakukan hal seperti itu.
Menurutnya, di beberapa propinsi lain waktu dan lokasi pelaksanaan PORCADA masih dipisahkan dengan PORDA. "Sayangnya, pemahaman para pengurus olahraga akan pelaksanaan satu paket ini masih kurang.
Dalam even ini PORCADA mempertandingkan lima cabang olahraga yaitu Atletik (Lari, Lompat dan lempar), Renang, Bulutangkis, Tenis Meja dan Catur. Kelima cabang olahraga itu akan mengikutkan 422 atlit dari empat jenis kecacatan. Mereka terdiri atas Tuna Grahita (cacat mental dan emosional, red), Tuna Rungu (cacat pendengaran dan bicara), Tuna Netra (cacat penglihatan) dan Tuna Daksa (cacat tubuh).
Para atlit itu berasal dari 20 kabupaten/kota se-sulsel. empat kabupaten yang tak ikut serta dalam PORCADA kali ini adalah Selayar, Toraja Utara, Jeneponto dan Luwu Timur. Para atlit PORCADA dapat mengkuti tiga nomor pertandingan dari dua cabang olahraga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Karakteristik Observasi
1.        Pengertian Metode Observasi
Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar. Dengan metode observasi maka akan merasa tertantang mengeksplorasi rasa keingin tahuannya tentang fenomena dan rahasia alam yang senantiasa menantang. Metode observasi mengedepankan pengamatan langsung kepada obyek yang akan dipelajari. Sehingga mendapatkan fakta berbentuk data yang obyektif.
2.      Manfaat Metode Observasi
Metode observasi sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisa dengan materi pembelajaran yang dibawakan. Hal tersebut jarang terjadi pada pola pembelajaran konvensional. Dalam pola pembelajaran konvensional sering guru menyampaikan materi yang terkadang siswa mampu mengerjakannya akan tetapi tidak tahu bahwa apa yang dikerjakannya tersebut berguna baginya dalam mewujudkan kompetensi dirinya. Metode observasi membantu proses perkembangan kognitif siswa yang terangsang melakukan adaptasi kognitif. Proses adaptasi kognitif berupa akomodasi dan asimilasi. Manfaat yang lain adalah dalam rangka menanamkan rasa cinta kepada lingkungan dan alam.
3.      Keunggulan Metode Observasi
Metode observasi memiliki sejumlah keunggulan , di antaranya adalah :
a.      Menyajikan media obyek secara nyata tanpa manipulasi
b.      Mudah pelaksanaannya
c.       Merasa menang dan tertantang
d.      Akan memiliki motivasi dalam belajar
4.      Kelemahan Metode Observasi
Metode observasi memiliki berbagai kelemahan di antaranya adalah :
a.       Memerlukan waktu persiapan yang lama
b.      Memerlukan biaya dan tenaga yang lebih besar dalam pelaksanaannya
c.       Obyek yang diobservasi akan menjadi sangat kompleks ketika dikunjungi dan
mengaburkan tujuan pembelajaran.
Dalam observasi kali ini, akan di amati bagaimana asupan gizi atlet basket pada PORDA XIV Kab. Pangkep 2010.

B.       Permainan Bola Basket
Permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang perkembangannya sangat pesat. Olahraga ini banyak digemari di kalangan mahasiswa, pelajar dan kalangan masyarakat umum. Perkumpulan-perkumpulan bola basket seekarang juga banyak bermunculan di berbagai daerah. Berbagai kejuaraan dan tournament-tournament yang bersifat daerah atau nasional bahkan tingkat internasional sering diselenggarakan khusunya pada PORDA XIV kali ini.
Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper (dilempar), boleh dipantulkan ke lantai baik di tempat atau sambil berjalan dan tujuannya adalah memasukkan bola ke ring lawan (Imam Sodikun, 1992:8).
Bola basket termasuk jenis permainan yang komplek, yang berarti gerakannya terdiri dari gabungan unsur-unsur gerak yang terkoordinasi rapi, sehingga dapat bermain dengan baik. Jika cara memegang bola saja salah, tentu ia tidak dapat melemparkan bola dengan baik. Sebelum ia menerima bola, ia harus dapat menangkap bola dengan baik pula untuk dikuasai. Untuk dapat menerobos lawan dengan baik, ia harus dapat menggiring dengan baik pula.Untuk dapat bekerja sama dengan baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar, menangkap, menggiring bola dengan baik (Imam Sodikun, 1992:47).

C.      Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Perjalanan untuk mengikuti berbagai kompetisi atau pertandingan merupakan bagian dari kehidupan atlet. Gizi merupakan bagian yang sering dilupakan sehingga mengakibatkan penampilan atlet yang kurang maksimal, terserang penyakit bahkan mengundurkan diri dari kompetisi.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-organ tubuh.
Kebutuhan gizi bagi para atlet mempunyai kekhususan karena tergantung cabang olahraga yang dilakukan. Oleh karena itu untuk mendapatkan atlet yang berprestasi, faktor gizi sangat perlu diperhatikan sejak saat pembinaan di tempat pelatihan sampai pada saat pertandingan.

D.      Pemenuhan Kalori
Kalori adalah satuan yang digunakan untuk mengukur energi. Kalori yang anda lihat di kemasan makanan sebenarnya adalah kilokalori, atau 1.000 kalori. Sebuah Kalori (kkal) adalah jumlah energi yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 derajat selcius dari 1 kilogram air. Kadang-kadang isi energi pangan dinyatakan dalam kilojoule (kj), satuan metrik. Satu kkal sama dengan 4,184 kj. Jadi Kalori pada paket makanan adalah 1.000 kali lebih besar daripada kalori yang digunakan dalam kimia dan fisika.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk berdarah panas yang menghabiskan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Selain membutuhkan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya (rata-rata 37 oC), sejumlah energi juga diperlukan untuk mempertahankan aktivitas organ-organ vital seperti jantung dan paru-paru. Energi yang diperlukan ini berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.
Seorang atlet yang kondisi fisiknya baik, dengan mudah dapat mengkonsumsi kalori antara 4000 sampai 5000 kalori sehari. Memang sulit untuk menentukan intake kalori atlet setiap hari oleh karena kebutuhan kalori bagi setiap orang dipengaruhi oleh banyak factor yang diantaranya, tinggi badan, berat badan kondisi fisik seseorang pekerjaan-pekerjaan yang dia lakukan di samping olahraga dan sebagainya.
a.  Kebutuhan tenaga untuk masing–masing jenis cabang olahraga tidak sama;
b.  Jika intake kalori kurang dari jumlah yang diperlukan akan mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan. Akan tetapi jika intake kalori melebihi kebutuhan maka akan terjadi perubahan pada komposisi, dimana kelebihan kalori akan di ubah menjadi cadangan lemak tubuh, jika hal demikian terjadi maka akan mempengaruhi fitness atlet yang bersangkutan, karena cadangan lemak yang berlebihan akan menyebabkan atlit menjadi lamban.
Hal ini penting sekali diperhatikan terutama bagi atlet bola basket yang memerlukan reaksi cepat. Kemampuan atlet untuk mempertahankan cukupnya tenaga tersebut langsung di pengaruhi jumlah kalori yang di makannya. Intake kalori setiap hari pada dasarnya mempengaruhi kemampuan atlet tersebut mempertahankan kecukupan tenaga terutama cabang–cabang olahraga yang memakan waktu lama seperti bola basket dan kemampuan atlet untuk di tentukan oleh :
a.  Jumlah cadangan tenaga yang terdapat di dalam tubuhnya;
b.  Efisiensi penggunaan tenaga dalam arti tesebut mampu mengurangi keluarnya tenaga gerak-gerak otot yang tidak di perlukan.
Latihan secara intensif akan memberikan pengalaman berharga bagi atlet dalam mengatur penggunaan tenaga. Karena itu di dalam membina kemampuan jasmaniah seorang atlet selain melakukan latihan juga harus melakukan pula :
a. Mengatur konsumsi kalori atlet tersebut sehinga dapat mencapai berat badan
ideal yang sesuai untuknya.
b. Setelah berat badan ideal itu tercapai maka perlu diatur konsumsi kalori setiap
hari sehingga tidak terjadi penurunan atau pun penambahan berat badan
c. Dalam keadaan tidak melakukan latihan konsumsi kalori harus di atur agar
atlet tidak menjadi gemuk akibat penambahan cadangan lemak dalam tubuh
(Sjahmin Moehji 2003: 93). 

BAB III
METODE DAN MATERI OBSERVASI

A.      Tujuan Observasional
Untuk lebih terarah pada persoalan yang ada dirumusan masalah, maka perlu suatu tujuan. Tujuan dalam observasi ini adalah:
1.      “Untuk mengetahui gambaran observasi Pemenuhan Gizi Atlet Bola Basket Makassar pada PORDA XVI Kab. Pangkep 2010”
2.      Menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan gizi atlet, sehingga atlet mampu memilih makanan yang tebaik baginya.
3.      Menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku pelatih/pembina yang berkaitan dengan gizi atlet sehingga pelatih/pembina mampu memberi dukungan pada atlet agar memilih makanan yang terbaik baginya.

B.       Metode Observasi
1.        Jenis Observasi
Jenis metode ini merupakan studi metode observasional wawancara yang diambil langsung dari Atlet Bola Basket Pekan Olahraga Daerah (PORDA) XIV Kab. Pangkep 2010.
Desain ini dipilih dengan pertimbangan dapat digunakan untuk menggambarkan asupan gizi atlet bola basket PORDA walaupun disadari bahwa studi observasi ini tidak dapat menggambarkan dengan baik seluruh aktivitas dan anilisis asupan gizi atlet bola basket secara jelas dikarenakan kondisi yg tidak maksimal.
Dalam konsep penelitian observasi atau yang disebut juga pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana yang antara lain meliputi mencatat dan melihat jumlah taraf data aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang di teliti (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 93).
Metode asli yang digunakan untuk menentukan jumlah kalori dalam makanan yang diberikan secara langsung untuk mengukur energi makanan yang terbentuk.
C.      Lokasi Observasi
ü  Observasi  dilakukan pada tanggal 7 – 8 November 2010 di even Pekan Olahraga Daerah (PORDA) ke XIV 2010 di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan.
ü Dalam penelitian ini dilakukan observasi langsung di mess, penginapan atlet dan lapangan basket.
D.      Jenis Pengumpulan Data
ü Teknik pengambilan informasi dalam observasi ini dilakukan dengan teknik observasi wawancara langsung yang diambil dari atlet bola basket PORDA yang berjumlah 9 orang.
ü  Makanan ditempatkan dalam sebuah wadah tertutup dikelilingi oleh air – sebuah alat yang dikenal sebagai bom kalorimeter. Makanan benar-benar dibakar dan mengakibatkan kenaikan pada suhu air yang akan diukur. Sehingga dapat diketahui jumlah kalori yang dikandung makanan tersebut.
ü  Untuk atlet mengidentifikasi asupan gizinya, menetapkan tujuan dan prioritas untuk mencapai perubahan kebiasaan makanan yang diinginkan. Menggunakan bahasa yang mudah difahami dan istilah yang konsisten. Beri petunjuk praktis jumlah dan macam makanan yang diinginkan, makanan yang dibatasi dan dilarang.
ü  Menggunakan pertanyaan terbuka à diskusi lebih terbuka à atlet lebih mudah menerima dan menghayatinya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil Observasi
Atlet Bola Basket Makassar adalah suatu club yang merupakan gabungan mahasiswa berprestasi di bidang olahraga bola basket khususnya, yang diikutkan dalam pertandingan tingkat daerah yakni Pekan Olahraga Daerah (PORDA) ke XIV di Kab. Pangkep 2010.
Gambaran atlet bola basket yang meliputi karakteristik responden, penyelengaraan makanan dan kecukupan kalori atlet pada setiap harinya.
Karakteristik atlet bola basket digunakan sebagai sample dalam observasi ini adalah sebagai berikut:
Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin

No
 Jenis Kelamin
Frekuensi
%
1
Laki-laki
6
66.7
2
Perempuan
3
33.3

 Jumlah
9
100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini berjumlah 9 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki (66.7%) dan perempuan 3 orang (33.3%).  



Distribusi Responden menurut Umur
No
 Umur (Tahun)
Frekuensi
%
1
20
1
11.1
2
21
2
22.2
3
22
3
33.3
4
23
3
33.3

 Jumlah
9
100
Distribusi responden menurut umur berdasarkan tabel di atas 4 responden memiliki umur 22 tahun, 3 responden memiliki umur 23 tahun dan 1 responden 21 tahun.
B.       Penyelenggaraaan Makanan
Berdasarkan hasil wawancara dengan para atlet dapat diketahui bahwa penyelenggaraan makanan untuk atlet bola basket Makassar dilakukan secara kolektif., yaitu oleh katering dengan menu yang sama dalam setiap harinya. Dalam setiap porsi dihargai sebesar Rp.25.000,- sementara dalam satu hari ada 3 kali  penyediaan makanan yaitu pagi, siang dan sore sehingga kalau di kalikan 3 kali, maka dalam satu hari untuk setiap atlet adalah Rp.75.000,-.
Untuk Pengaturan menu dilakukan dari inisiatif katering tanpa memperhatikan kebutuhan masing- masing atlet karena dalam penyediaannya disamaratakan hanya dibedakan antara atlet pria dan wanita saja.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam dua hari diperoleh gambaran menu yang disajikan untuk atlet yang diantaranya menu makan berbeda tetapi jenis dan bahan sama dalam setiap harinya. Seperti yang disebutkan oleh pihak atlet bahwa untuk menyusun menu menginginkan kerjasama dari atlet yaitu dengan meminta menu apa yang atlet inginkan tetapi itu dilakukan tidak berlangsung lama karena para atlet menyerahkan sepenuhnya kepada pihak katering, adapun jenis yang disajikan dalam dua hari selama observasi adalah sebagai berikut.
Variasi Menu Makan Atlet Dalam Dua (2) hari
No
Hari
Waktu
Jenis Makanan


Pagi
Nasi, ayam, sayur, buah 
1
Minggu
Siang
Nasi, ikan, tempe, buah


Sore 
Nasi, telor, tahu, sayur, buah 


Pagi
Nasi, ayam, sayur, buah 
2
Senin
Siang
Nasi, tempe, cumi, sayur, buah 


Sore  
Nasi, ikan, tahu, sayur, buah 
Berdasarkan tabel di atas diperoleh gambaran menu atlet dalam dua hari sudah memenuhi komposisi makan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk dan bahan pelengkap yaitu buah, tetapi melihat dari ini semua bahwa penyediaan makanan sudah memenuhi empat sehat lima sempurna namun bahan yang disediakan sama atau belum bervariatif.  Dengan menggunakan alat kalorimeter maka penyediaan kalori pada makanan yang disajikan oleh pihak pembina per hari selama dua hari adalah sebagai berikut: 

Hari
Jumlah Kalori
I
3211.04
II
2442.65

Penyediaan makan dari dalam dua hari diketahui bahwa dalam sehari makanan yang disediakan mengandung kurang dari 1000 kalori dan 2 hari makanan yang disediakan mengandung 1000-3500 kalori.
Tabel 16 Jumlah kalori yang diasup oleh Atlet di Luar PPLM
N O
RESPONDEN
KONSUMSI KALORI RATARATA PER HARI
1
R-01
340.12
2
R-02
294.35

Dari data di atas dapat di ketahui asupan kalori 634.47. Ini menujukan bahwa atlet bola basket Makassar memperoleh banyak kalori dari katering.
B. Pembahasan
Proses penyelenggaraan makanan meliputi kegiatan perencanaan menu, pembelian bahan makanan dan prose produksi, distribusi makanan, hygiene dan sanitasi penyelenggaraan makanan, pengawasan terhadap penyelenggaraan makanan.
1) Perencanaan Menu
Sebagai langkah awal dalam penyelenggaraan makanan haruslah disusun suatu menu makanan. Perencanaan menu makanan pada atlet bola basket Makassar belum didasarkan pada tenaga ahli gizi, sehingga perencanaan menu disesuaikan pada permintaan atlet.
Menu yang disediakan terdiri atas menu untuk makan pagi, makan siang dan makan malam, dengan variasi yang berbeda-beda, sedangkan makanan selingan jarang disediakan kecuali dari atlet itu sendiri yang biasanya keluar membeli cemilan pada waktu tertentu. 
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa variasi menu yang dihidangkan di penginapan merupakan menu yang bervariasi dengan jenis makanan yang berbeda tetapi macam dan bahan makanan sama setiap hari. Kombinasi makanan yang digunakan dalam susunan telah mengarah pada pola menu seimbang yang terdiri atas tiga fungsi utama zat gizi, yaitu sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. 
2) Pembelian Bahan Makanan dan Proses Produksi  
Sebelum proses produksi makanan, terlebih dahulu merencanakan pembelian bahan makanan. Pembelian bahan makanan di penginapan oleh Katering dilakukan sekali dalam sehari dengan pembayaran secara tunai. Dalam pembelian bahan makanan, katering terlebih dahulu melakukan pemeriksaan dan pemilihan terhadap kualitas bahan makanan tersebut sehingga bahan makanan yang dipilih secara tidak hancur / rusak, segar ,bersih dan tidak berbau (kecuali bau khas makanan tersebut ).
Di penginapan atlet itu sendiri mempunyai jadwal yang tersedia dari  katering terdapat 3 kali waktu yaitu jam 06.00 wita untuk makan pagi, jam 12.00 wita untuk makan siang dan jam 20.00 wita untuk makan malam.
Asupan gizi dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol tidak dapat diamati karena 100% responden memiliki status gizi baik dan mengaku tidak pernah mengkonsumsi alkohol. 



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
Dari hasil observasi tentang Asupan Gizi Atlet PORDA Bola Basket Makassar  maka dapat di ketahui bahwa kecukupan kalori atlet sebagian besar baik tetapi masih ada yang kurang kekurangan diakibatkan kebutuhan masing-masing atlet berbeda tetapi penyediaan asupan kalori disamaratakan. Oleh karena itu masih perlu adanya perbaikan pengaturan menu makan yang bervariatif, disamping itu untuk memenuhi kecukupan kalori perlu adanya perhitungan kebutuhan kalori sehingga antara kebutuhan dengan kecukupan bisa seimbang.
B.       Saran
Dari hasil observasi ini, ada beberapa saran yang akan penulis sampaikan yang berkaitan dengan konsumsi kalori.
1) Bagi Pengelola
a.  Di harapkan agar menyusun dan menyediakan menu makan yang variatif dengan kandungan gizi seimbang.
b.  Pengawasan tentang kecukupan kalori harus diadakan sesering munkin 
c.  Berikan makanan selingan selain makanan utama 
d.  Memperhitungkan kebutuhan energi masing-masing atlet.
e.  Perlu ditinjau kembali dana untuk penyediaan makan di katering.
2) Bagi para Atlet 
a. Bisa memilih bahan makanan yang banyak mengandung kalori.
b. Ikut serta menyusun menu makanan yang di inginkan agar tidak mengalami kebosanan
3) Untuk observasi-observasi selanjutnya 
Diharapkan untuk observasi-observasi selanjutnya dapat menggali secara lebih rinci terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi kalori yang mengarah terhadap perkembangan prestasi.